Diceritakan dalam Mahabarata bahwa Pandawa dan Kurawa saat masih anak-anak sampai remaja dilatih oleh beberapa Guru yang sama. Pada sesi latihan memanah, Arjunalah yang paling jago. Apa kiat Arjuna?
Satu persatu murid baik Pandawa maupun Kurawa diharuskan membidik sebuah patung burung yang bergerak berputar. Saat membidik, sang Guru menanyakan beberapa hal.
Duryudana : Saya sudah siap Guru
Guru : Apa yang kau lihat?
Duryudana : Badan burung Guru
Guru : Apakah kau lihat tempat bertenggernya burung itu?
Duryudana : Saya melihatnya Guru,terbuat dari bambu kuning
Guru : Hentikan! Kau tidak akan bisa memanah burung itu!
Puntadewa : Saya sudah siap GuruSaya membidik badan patung burung itu
Guru : PuntadewaApakah kaulihat kaki burung itu?
Puntadewa : Terlihat Guru
Guru : Hentikan! Percuma, kau takkan bisa memanah badan burung itu!
Begitu seterusnya beberapa Pandawa dan Kurawa gagal memanah patung burung yang bergerak itu.
Sampai giliran Arjuna. Siap memanah mata patung burung itu Guru
Guru : Apa yang kaulihat Arjuna?
Arjuna : Mata patung burung guru
Guru : Apakah kaulihat sayap burung itu? Apa warnanya?
Arjuna : Tidak bisa Guru. Saya hanya melihat mata burung Guru
Guru : Apakah kaulihat bentuk ekor burung itu yang indah?
Arjuna : Maaf Guru, saya hanya melihat mata burung Guru
Guru : Bagus ArjunaLepaskan anak panahmu!
Anak panah Arjuna melesat menembus mata patung burung.
Teman-teman, bidiklah tujuanmu dan focus padanya. Anda mungkin punya busur panah dan anak panah yang terbuat dari bahan yang terbaik. Anda juga mungkin memiliki otot dan tenaga yang terlatih untuk memanah. Tapi tanpa bidikan yang jelas dan jitu, anda tidak akan bisa mengenai sasaran. Bahkan banyak orang yang memiliki segala sumber daya, tidak punya sasaran untuk dibidik.
BIDIK TUJUANMU, FOKUS PADANYA. Panah terbaik dan tenaga yang besar tidak ada artinya bila tidak jelas sasaran yang dibidik.
Hiduplah efektif dan berbahagialah.
0 comments:
Post a Comment