Bibit Tanaman



Bibit Tanaman - Ada 2 buah bibit tanaman yang terhampar di sebuah ladang yang subur. Bibit yang pertama berkata, Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akarku dalam-dalam di tanah ini, dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku, untuk menyampaikan salam musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari, dan kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku. Dan bibit itu tumbuh, makin menjulang.

Bibit Tanaman

Bibit Tanaman [kisahmotivasihidup.blogspot.com]

Bibit yang kedua bergumam, Aku takut. Jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini, aku tak tahu, apa yang akan kutemui di bawah sana. Bukankah disana sangat gelap? Dan jika kuteroboskan tunasku keatas, bukankah nanti keindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku ini pasti akan terkoyak. Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka, dan siput-siput mencoba untuk memakannya? Dan pasti, jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha untuk mencabutku dari tanah. Tidak, akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman. Dan bibit itupun menunggu, dalam kesendirian.

Beberapa pekan kemudian, seekor ayam mengais tanah itu, menemukan bibit yang kedua tadi, dan mencaploknya segera.

Sahabat, memang, selalu saja ada pilihan dalam hidup. Selalu saja ada lakon-lakon yang harus kita jalani. Namun, seringkali kita berada dalam kepesimisan, kengerian, keraguan, dan kebimbangan-kebimbangan yang kita ciptakan sendiri. Kita kerap terbuai dengan alasan-alasan untuk tak mau melangkah, tak mau menatap hidup.

Jadilah bibit yang pertama, yang mau dan mampu tumbuh menjulang dan akar-akarnya menembus kerasnya tanah. Walau kenyataan hidup apa yang diungkapkan oleh bibit kedua tidaklah salah, bahwa ada tantangan diluar sana yang menghadang kita. Namun semua itu adalah anugerah dari Allah yang memang harus dilalui.

Bukankah dibawah tanah sana yang gelap gulita terdapat seluruh sumber makanan yang berlimpah ruah sehingga akar-akar menerobos kedalam. Dan diatas sana ada cahaya matahari menunggu dedaunan demi proses fotosintesis, dan air hujan yang menyejukan.

Layaknya kehidupan, bumi/dunia ini adalah ladang kita. Dimana kita memilih tumbuh dengan baik atau kebalikannya. Karena hidup adalah pilihan, maka, hadapilah itu dengan gagah. Dan karena hidup adalah pilihan, maka, pilihlah dengan bijak.

Refrensi : ceceem.blogspot.com dan jagatmotivasi.com

Silahkan baca juga cerita terkait Bibit Tanaman Raja

Thank you for reading article Bibit Tanaman




6 Tips Motivasi Diri



Tips Motivasi Diri

Tips Motivasi Diri [panduvanjava.com]

6 Tips Motivasi Diri - Motivasi berasal dari kata move yang artinya bergerak. Salah satu unsur dari motivasi itu sendiri adalah motif atau alasan atau bisa juga disebut bisa jadi merupakan sesuatu yang memotivasi. Secara ringkas, motivasi adalah semangat pendorong untuk melakukan sesuatu. Motivasi sendiri bisa dikelompokkan menjadi motivasi internal dan motivasi eksternal.  Bila motivasi eksternal merupakan motivasi yang berasal dari luar diri, maka motivasi internal adalah motivasi yang berasal dari dalam diri kita sendiri. Motivasi eksternal biasanya bersifat sementara. Lain halnya dengan motivasi internal yang bersifat lebih kekal.

1.  Selalu bersyukur akan apa yang kita dapatkan.

Mungkin ini adalah hal yang sederhana, namun sangat memotivasi diri kita saat kita terpukul atau terjatuh. Target yang hendak dicapai dan diharapkan untuk terjadi, kenyataannya meleset. Harus sabar memang, namun kalau kita renungi, tidak hanya sabar. Juga harus diiringi dengan rasa syukur. Mengapa? Meskipun kita masih belum mencapai target, kita masih memperoleh hal lain.

Cobalah syukur melalui 3 cara;

  1. Dengan hati. Lihatlah sekeliling kita yang ada di bawah kita. Orang-orang yang secara status sosial, secara materi, secara kelengkapan fisik, Yakin hal ini akan membuat hati kita lembut dan mensyukurinya, ternyata banyak nikmat-nikmat yang tidak dapat dinikmati oleh orang lain.
  2. Dengan lisan, dengan ucapkan Thanks God, atau Alhamdulillah. Nikmat yang kita rasakan tidak akan kita peroleh tanpa seijin dari pemilik tubuh kita, pemilik jasad kita, juga pemilik ruh kita. Terus, kita ini siapa? Kita adalah makhluk yang diberi pinjaman untuk dapat berkarya, dan membagikan kebahagiaan kepada orang lain.
  3. Dengan perbuatan. Syukur dengan membagikan kebahagiaan kepada orang lain. Rasakanlah kebahagiaan yang timbul saat kita  melihat kebahagiaan yang muncul melalui tangan kita. Ada rasa menyeruak dalam dada ketika terasa bahagia. Nikmati buliran air mata yang mengalir di pelupuk mata. Jika kita pernah merasakannya, ulangi, ulangi dan ulangi. Resapi.

2. Lakukan apa yang kita minati.

Hal yang kita sukai akan memotivasi kita untuk melakukannya. Karena dengannya kita merasa enjoy, dan dengannya tak kan ada rasa bosan dan letih. Banyak dari saudara kita yang bekerja karena tuntutan semata, bukan karena mereka menyukainya. Terlihat bedanya, orang yang bekerja dengan rasa senang, akan menambahkan detil-detil secara sukarela.

3. Jika tidak seperti yang kita inginkan.

Yakinkan pada diri sendiri, jika posisi kita saat ini adalah langkah awal menuju yang kita inginkan. Tentu ada hikmahnya, apapun keadaannya. Tetap lakukan yang terbaik yang kita bisa, tetaplah tegar, kuatkanlah. Inilah peningkatan kualitas diri terjadi.

4. Cermati, perhitungkan, dan tangkap peluang yang ada.

Setiap kita memiliki peluang-peluang menuju sukses. Namun hanya sedikit orang yang mampu memanfaatkan peluang itu. Terkadang kita melihat ada peluang, namun memiliki keterbatasan. Keterbatasan modal, keterbatasan keahlian, keterbatasan waktu, dan lain-lain. Tapi, kita sadari, kita tidak sendiri. Kita bermasyarakat, ada interaksi sesama kita. Kita bersosialisasi, dan bertolong-menolong. Dengan kerja sama kita  hasilkan hal positif. Asah terus kemampuan untuk melihat peluang.

5. Berkumpul dengan orang yang bermotivasi.

Penjual minyak wangi akan berbau wangi. Kita berdekatan dengan mereka, akan kita hirup bau wangi semerbak. Kita bisa menjadi wangi. Nah, mirip dengan orang semangat. Dekat-dekat dengan orang yang terus termotivasi, akan membuat kita menjadi termotivasi.

6. Selalu dekatkan diri pada Tuhan.

Selalu, semangat mengalami pasang surut. Muncul hambatan dan rintangan dalam melangkah. Yakinkan diri kita, bahwa dibalik itu semua, ada hikmahnya. Ada hal yang luar biasa baik bagi kita. Mungkin itu adalah cara Allah untuk mendidik kita. Kita tidak akan dididik seperti di bangku sekolah, tapi kita dididik melalui peristiwa-peristiwa kehidupan. Kita akan mendapat pelajaran dari universitas besar; universitas kehidupan. Selagi kita hidup, peristiwa yang akan kita alami akan menguatkan kita.

Semoga kita termasuk orang-orang yang dapat memberi manfaat kepada orang lain.  Tidaklah sesuatu berubah jika tidak mulai bertindak, dan kapankah waktu yang paling sesuai untuk memulainya, jika bukan saat ini??

Refrensi: www.resensi.net dan jagatmotivasi.com

Jangan lupa baca juga Tips Meraih Kunci Sukses

Thank you for reading article 6 Tips Motivasi Diri




Ujian Memanah



Ujian Memanah - Suatu ketika, hiduplah seorang bijak yang mahir memanah. Dia, mempunyai 3 orang murid yang setia. Ketiga pemuda tersebut, amatlah tekun menerima setiap pelajaran yang diberikan oleh guru tuanya itu. Mereka bertiga sangat patuh, dan tumbuh menjadi 3 orang pemanah yang ulung. Telah banyak buruan yang mereka dapatkan. Bidikan mereka bertiga sangatlah jitu. Sampai suatu ketika, tibalah saat untuk ujian bagi ketiganya.

Sang guru, kemudian memilih lokasi ujian di sekitar tempat mereka belajar. Pilihannya jatuh pada sebuah pohon besar dengan latar belakang gunung yang indah. Di letakkannya sebuah burung-burungan kayu, pada cabang pohon itu. Setelah mengambil jarak beberapa puluh meter, Ia lalu berkata, Muridku, lihatlah ke arah gunung itu, apa yang akan kau bidik..

Ujian Memanah

Ujian Memanah [tickochan.blogspot.com]

Murid pertama maju ke depan. Busur dan anak panah telah disiapkan. Dengan lantang, ia menjawab, Aku melihat sebuah batang pohon. Itulah sasaran bidikanku. Sang guru tersenyum. Ia memberikan tanda, agar muridnya itu menunda bidikannya. Sesaat kemudian, murid yang kedua pun melangkah mendekat. Bukan. Aku melihat sebuah burung. Itulah sasaran bidikanku. Biarkan aku memanahnya Guru. Nanti, seru murid itu, kita bisa memanggang burung yang lezat untuk makan siang.

Sang guru kembali tersenyum. Diisyaratkan tanda agar jangan memanah dulu. Ia bertanya kepada murid yang ketiga. Apa yang kau lihat ke arah gunung itu? Murid ketiga terdiam. Ia mengambil sebuah anak panah. Di rentangkannya tali busur, dibidiknya ke arah pohon tadi. Tali-tali itu menegang kuat. Aku hanya melihat bola mata seekor burung-burungan kayu. Itulah bidikanku. Diturunkannya busur itu. Tali-tali panah tak lagi meregang. Sang Guru kembali tersenyum, namun kali ini, dengan rasa bangga yang penuh.

Muridku, sejujurnya, kalian semua layak untuk lulus ujian ini. Namun, ada satu hal yang perlu kalian ingat dalam memanah. Fokus. Sekali lagi, fokus. Tentukan bidikan kalian dengan cermat. Tujuan yang jelas, akan selalu meniadakan hal-hal yang menjadi penganggunya. Ia kembali melanjutkan, Sebuah keberhasilan bidikan, akan ditentukan dari tingkat kesulitan yang dihadapinya. Sebuah pohon besar dan burung, tentu adalah sasaran yang paling mudah untuk di dapat. Namun, bisa mendapatkan bidikan pada bola mata burung-burungan kayu, itulah yang perlu kalian terus latih.

Sahabatku, memanah, adalah sama halnya dengan hidup. Kita pun perlu mempunyai fokus. Kita butuh sasaran dan tujuan. Memang, selalu ada banyak godaan-godaan pilihan yang harus di bidik. Selalu ada ribuan sasaran yang akan kita tuju dalam hidup. Ada bidikan yang mudah, dan ada pula bidikan yang sangat mudah.

Namun, kita harus jeli. Kita wajib untuk cermat. Dan, sudahkan kita tentukan tujuan hidup kita dengan jeli, dengan cermat? Tujuan yang terfokus, mungkin bukanlah hadir pada hal-hal yang besar. Tujuan yang terfokus, kerap ada pada sesuatu yang kecil, yang kadang sering dianggap remeh.

Sahabat, selalu ada banyak hiasan-hiasan dan harta yang muncul pada setiap tujuan hidup kita. Kadang, hiasan itu terlampau indah, dan membuat kita terpesona, lupa akan tujuan kita sesungguhnya. Harta itu kadang begitu menggoda, dan mengaburkan pandangan kita untuk menentukan fokus.

Dan sahabat, mari, bidiklah setiap sasaran itu dengan jeli. Siapkanlah busur dan panah hidup kita dengan cermat. Bukankah, nilai dalam lomba memanah, akan diukur dari lingkaran yang terkecil? Dari sanalah nilai terbesar akan kita dapatkan. Percayalah, hidup adalah sama dengan memanah, dengan Allah sebagai wasit penentunya.

Refrensi : ceceem.blogspot.com dan jagatmotivasi.com

Jangan lupa baca juga Kata Mutiara Bakat/Kemampuan

Thank you for reading article Ujian Memanah




Renata, putri titipan Allah



Renata, putri titipan Allah - Bismillahir-Rahmaanir-Rahim

Mama jangan menangis lagi, Renata kan milik Allah. Kata-kata ini seketika meluncur begitu saja dari bibir Renata seakan ingin menghapus kesedihan sang Mama.

Renata, ini obatnya diminum, ada berapa? tukas sang Papa. Ada tiga, jawab Renata pendek.

Bismillah Ya Allah, aku adalah milik-Mu dan aku akan kembali kepada-Mu. Sembuhkan aku dengan obat ini, berilah orang tuaku kesabaran dan rizki, lanjutnya seraya meminum obatnya.

Tak dinyana, kalimat-kalimat itu adalah ucapan terakhir Renata karena tak berapa lama kemudian ia pun tak sadarkan diri dan melewati hari-hari terakhirnya tanpa kesadaran di ruang ICU RS. Fatmawati.

Meningitis -radang selaput otak- telah menghampirinya hingga Allah menetapkan maut menjemputnya empat puluh hari kemudian. Innaa lillahi wa innaa ilaihi raajiun. Ucapan terakhir itu seakan menjadi gambaran perjalanan hidup Renata, si gadis kecil itu. Belum hilang dari ingatan sang Mama saat putri kecilnya itu selalu mendampingi dan mengalirkan kalimat-kalimat nasihat.

Mama, kalau beli ayam hati-hati, harus tanya dulu motongnya pakai Bismillah tidak?

Mama, kenapa enggak pakai jilbab? Khan wajib.

Anjing itu bisa najis kalau terkena jilatannya. Harus dicuci pakai tanah dan air. Orang sebelah harus diingatkan kalau anjingnya main-main ke rumah.

*****

Kini, gadis kecil itu telah pergi, tak ada lagi kalimat-kalimat indah itu. Tak ada lagi celotehan riangnya saat berangkat mengaji. Bahkan tak ada lagi yang membangunkan orang rumah untuk shalat Shubuh.Ia terbiasa bangun lebih awal saat adzan berkumandang, tutur sang Papa.

Renata ingin lihat Mama pakai jilbab, tutur Renata suatu hari sebelum ia tak sadarkan diri. Seolah-olah selama ini ia ada untuk mengingatkan dan menasihati kami, kenang sang Mama.

*****

Wahai Mama, bersabarlah. Yakinlah putrimu ini, dengan izin Allah, akan berbuah pahala bagimu untuk meraih surga yang dijanjikan. Tidakkah engkau ingat bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda:Benar-benar ada lima hal yang sangat berat takarannya di akhirat kelak, yaitu ucapan Subhanallah, Alhamdulillah, Laa ilaaha illallah, Allahu Akbar dan anak shalih yang meninggal sedang orang tuanya bersabar dan berharap pahala kepada Allah dari musibah itu. [1]

Wahai Papa, janganlah larut dalam kesedihan. Yakinlah, ini bukan perpisahan abadi bahkan ini adalah awal dari kebersamaan abadi, dengan izin Allah. Bukankah Nabi shallallahu alaihi wa sallam telah menyampaikan:Bahwa pada hari kiamat anak-anak kecil akan berdiri lalu dikatakan kepada mereka, Masuklah ke surga! Merekapun menjawab,(Kami akan masuk) jika bapak dan ibu kami masuk juga ke surga. Maka diserukan kepada anak-anak kecil itu, Masuklah kalian dan bapak (orang tua) kalian ke surga!

*****

Ya Allah, Ar-Rahman Ar-Rahim, Engkau telah memberi amanah kepada kami seorang putri, yang kami didik agar menjadi putri sholehah yang bertaqwa kepada-Mu dan kini Engkau telah memanggilnya.Ya Allah, dengan amal kami ini jadikanlah putri kami syafaat bagi kami. Jadikanlah putri kami ini salah satu dari anak-anak kecil yang menanti orang tuanya di pintu surga untuk masuk bersama-sama. Aamiin.

Renata Aulia Anjani meninggal di usia 7 tahun pada 26 April 2011 akibat meningitis radang selaput otak. Renata adalah siswi kelas 1 Madrasah Ibitidaiyah As-Saadatuddarain I Pamulang Tangerang Selatan.

Kisah di atas merupakan penuturan kedua orang tuanya kepada Tim Sahabatku Sehat Al-Sofwa, yang telah melakukan pendampingan sejak Renata dirawat di RS.Fatmawati. Semoga Allah merahmatinya dan semoga kisah ini menjadi hikmah bagi kita. Aamiin.

Wallahu alam

Wabillahi Taufik Wal Hidayah,

Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat

Sumber: facebook.com dan jagatmotivasi.com

Silahkan baca juga kisah nyata mengharuhkan Touching Story From Italy

Thank you for reading article Renata, putri titipan Allah




Pencuri Impian



Pencuri Impian - Suatu ketika, tinggallah sebuah keluarga kaya. Keluarga itu, terdiri dari orang tua, dan kedua anak laki-lakinya. Kekayaan mereka sangatlah berlimpah. Lumbung mereka, penuh dengan tumpukan padi dan gandum. Ladang mereka luas, lengkap dengan ratusan hewan ternak.

Namun, pada suatu malam, ada pencuri yang datang ke lumbung mereka. Sebagian besar padi yang baru di tuai, lenyap tak berbekas. Tak ada yang tahu siapa pencuri itu. Kejadian itu terus berulang, hingga beberapa malam berikutnya. Akan tetapi, tak ada yang mampu menangkap pencurinya.

Pencuri Impian

Pencuri [beritaonline.web.id]

Sang tuan rumah tentu berang dengan hal ini. Pencuri terkutuk!!, akan kuikat dia kalau sampai kutangkap dengan tanganku sendiri. Begitu teriak sang tuan rumah. Aku akan menangkap sendiri, biar rasakan pembalasanku.

Kedua anaknya, mulai ikut bicara. Ayah, biarlah kami saja yang menangkap pencuri itu. Kami sudah cukup mampu melawannya. Kami sudah cukup besar, tentu, pencuri-pencuri itu akan takluk di tangan kami. Ijinkan kami menangkapnya Ayah!

Tak disangka, sang Ayah berpendapat lain. Jangan. Kalian masih muda dan belum berpengalaman. Kalian masih belum mampu melawan mereka. Lihat tangan kalian, masih tak cukup kuat untuk menahan pukulan. Ilmu silat kalian masih sedikit. Kalian lebih baik tinggal saja di rumah. Biar aku saja yang menangkap mereka. Mendengar perintah itu, kedua anaknya hanya mampu terdiam.

Penjagaan memang diperketat, namun, tetap saja keluarga itu kecurian. Sang Ayah masih saja belum mampu menangkap pencurinya. Malah, kini hewan ternak yang mulai di ambil. Ia sangat putus asa dengan hal ini. Dengan berat hati, didatangilah Kepala Desa untuk minta petunjuk tentang masalah yang dialaminya. Diceritakannya semua kejadian pencurian itu.

Kepala Desa mendengarkan dengan cermat. Ia hanya berkata, Mengapa tak biarkan kedua anakmu yang menjaga lumbung? Mengapa kau biarkan semua keinginan mereka tak kau penuhi? Ketahuilah, wahai orang yang sombong, sesungguhnya, engkau adalah pencuri harapan-harapan anakmu itu. Engkau tak lebih baik dari pencuri-pencuri hartamu. Sebab, engkau tak hanya mencuri harta, tapi juga mencuri impian-impian, dan semua kemampuan anak-anakmu. Biarkan mereka yang menjaganya, dan kau cukup sebagai pengawas.

Mendengar kata-kata itu, sang Ayah mulai sadar. Pada esok malam, diijinkanlah kedua anaknya untuk ikut menjaga lumbung. Dan tak berapa malam kemudian, ditangkaplah pencuri-pencuri itu, yang ternyata adalah penjaga lumbung mereka sendiri.

Sahabat, pernahkan kita bertanya kepada anak kecil tentang cita-cita dan harapan mereka? Ya, bisa jadi kita akan mendapat beragam jawaban. Suatu ketika mereka akan menjadi pilot, dan ketika lain mereka memilih untuk menjadi dokter. Suatu saat mereka akan mengatakan ingin bisa terbang, dan saat lain berteriak ingin dapat berenang seperti ikan. Walaupun pada akhirnya kita tahu hanya ada satu jawaban kelak, namun, pantaskah jika kita melarang mereka semua untuk punya harapan dan impian?

Begitulah, seperti halnya dalam cerita diatas, ada banyak pencuri-pencuri impian yang berkeliaran di sekitar kita. Mereka, mencuri semua impian, dan merampas harapan-harapan yang kita lambungkan. Mereka, selalu menghadang setiap langkah kita untuk mencapai tujuan-tujuan hidup.

Bisa jadi, pencuri-pencuri itu bisa hadir dalam bentuk orangtua, teman, saudara, atau bahkan rekan kerja. Namun, yang sering terjadi adalah, kita sendirilah pencuri harapan dan impian itu. Kita sendirilah pencuri yang paling besar menghadang setiap langkah. Kita sering temukan dalam diri, perasaan takut, ragu, dan bimbang dalam melangkah.

Terlalu sering kita mendengarkan suara kecil yang mengatakan, Saya tidak bisa, saya tidak mampu. Atau, sering kita berucap, Sepertinya, saya tak akan mungkin mengatasinya. jangan, jangan lakukan ini sekarang, lakukan ini nanti saja. Terus seperti itu. Kegagalan, sering kita jadikan peniadaan dalam melangkah.

Namun, sahabat, seringkali bisa keliru.. Kegagalan, adalah sebuah cara Allah untuk menunjukkan kepada kita tentang arti kesungguhan. Kegagalan, adalah pertanda tentang sebuah usaha yang tak akan berakhir. Kegagalan, adalah sebuah pelajaran tentang bagaimana meraih semua harapan yang terlewat.

Memang, tak ada kesuksesan yang diraih dalam semalam. Karena itu, yakinlah, dengan kesabaran kita akan dapat meraih semua harapan dan impian. Maka, yakinlah dengan semua impian kita. Jika kita mampu, dan nurani kita mengatakan setuju, jangan biarkan orang lain mencuri impian ituterutama oleh diri kita sendiri. Dan sahabat, jangan jadikan diri kita pencuri-pencuri impian orang lain.

Refrensi : ceceem.blogspot.com dan jagatmotivasi.com

Silahkan baca juga artikel tentang Kekuatan Belas Kasih

Thank you for reading article Pencuri Impian




Menikmati Kesulitan dan Tantangan



Menikmati Kesulitan dan Tantangan - Kekuatan tidak didapat dari duduk santai dan pekerjaan gampangan. Kita bisa menanyakannya kepada para olahragawan, atlet binaraga misalnya. Segalanya datang dari kesulitan dan tantangan. Para atlet binaraga tahu bahwa mereka harus menempa semua otot mereka agar bertumbuh. Dan sama dengan hal itu, karakter kita akan ditempa dengan kesulitan yang kita temui.

Tanpa kesulitan, kita tidak akan mengenal kenikmatan, apalagi menikmatinya. Kesulitan dalam hidup, hanyalah agar kita lebih mengenali kenikmatan hidup. Setiap rintangan yang berhasil diatasi, akan membuat kita menjadi lebih kuat. Setiap tantangan yang kita lewati, menghasilkan kegembiraan yang lebih sempurna.

Bayangkan betapa keringnya hidup bila segala sesuatu muncul begitu saja saat kita inginkan. Hargailah masa susah, karena masa itu berlimpah kesempatan. Bangkitlah menghadapi tantangan pahit, dan hidup kita akan terasa manis.

Menikmati Kesulitan dan Tantangan

Menikmati Kesulitan dan Tantangan [momentaryawe]

Tahukah Kita..??

Nelayan-nelayan Jepang menggunakan bantuan burung Kormoran hidup untuk menangkap ikan. Kormoran adalah jenis burung laut pemakan ikan dengan kaki berselaput dan memiliki paruh berkantung seperti pelikan. Para nelayan Jepang kerap menjepit sayap Kormoran dan membawa kira-kira 10 hingga 12 ekor Kormoran dalam sebuah perahu kecil, selain diikat dengan tali, leher Kormoran dipasangi cincin kecil terbuat dari logam yang pas dengan ukuran leher Kormoran.

Kormoran selanjutnya dilepas untuk menangkap ikan. Saat ikan didapat, Kormoran tidak bisa menelannya karena ikan yang didapat tidak bisa melewati lehernya yang dijepit cincin logam. Saat itulah nelayan menarik Kormoran, lalu membuka mulutnya dan mengambil ikan di dalamnya, untuk selanjutnya melepas Kormoran kembali menangkap ikan. Kormoran akan terus menyelam dan menangkap ikan walau akhirnya ikan itu akan selalu diambil oleh nelayan.

Kata-kata Bijak :

Agar dapat membahagiakan seseorang, isilah tangannya dengan kerja, hatinya dengan kasih sayang, pikirannya dengan tujuan, ingatannya dengan ilmu yang bermanfaat, masa depannya dengan harapan, dan laparnya dengan makanan.!! (Frederick E. Crane)

Refrensi : safruddin dan jagatmotivasi.com

Silahkan baca juga cerita tentang Dua Pemancing Yang Hebat

Thank you for reading article Menikmati Kesulitan dan Tantangan




Sepatu Kulit Raja



Sepatu Kulit Raja - Suatu ketika, hiduplah seorang raja baru yang sangat berkuasa. Negrinya luas, meliputi segenap gunung dan lembah. Rakyatnya banyak, hingga sampai ke ujung pantai dan dalamnya hutan. Sang Raja pun sangat perhatian dengan rakyatnya. Hingga, ia sering berkeliling, dan melakukan pengecekan di setiap wilayah kekuasaannya. Ia ingin lebih dekat dengan rakyatnya dan mengetahui apa yang dirasakan mereka.

Karena dia baru saja memerintah, sang Raja tak paham dengan semua tanah kekuasaannya. Saat kembali ke istana setelah perjalanan itu, ia merasa sangat lelah. Kakinya nyeri dan sakit, setelah melakukan perjalanan panjang. Jalan yang ditempuhnya memang jauh dan berliku. Sebab, sang Raja enggan untuk di tandu, dan memilih untuk berjalan kaki, bersama dengan pasukannya.

Sang Raja mengeluh dengan keadaannya ini. Sambil memegang kakinya yang sakit, sang Raja berpikir bagaimana caranya agar ia tak perlu merasakan nyeri ini setiap berjalan jauh. Ah, dia menemukan penyelesaian. Kalau saja, setiap jalan yang aku lewati dilapisi dengan kulit, dan permadani, tentu, aku akan merasa nyaman dan semua orang pun begitu, begitu gumamnya dalam hati. Aku tentu tak akan perlu merasakan sakit seperti ini. Dan mungkin rakyat-rakyatku dapat berjalan dengan nyaman

Sepatu Kulit Raja

Sepatu Kulit Raja [inspirasipsikologimotivasi.blogspot.com]

Akhirnya sang Raja memerintahkan prajuritnya untuk melapisi setiap jalan yang di tempuhnya dengan kulit. Semua jalan, tanpa kecuali. Namun, sebelum sang Prajurit bergegas untuk melaksanakan, penasehat Raja menyuruhnya untuk berhenti. Sang Penasehat lalu berkata, Duhai Tuanku, tentu, rencana ini akan memerlukan banyak sekali kulit dan permadani. Kita akan butuh banyak biaya, dan akan mengurangi keuangan kerajaan.

Sang Raja tampak heran, dan berkata, Lalu, apa pendapatmu tentang hal ini? Penasehat Raja lalu menghampiri sang Raja, kemudian berujar, Tuanku, mengapa baginda harus mengeluarkan banyak biaya untuk hal ini? Kenapa Baginda tidak memotong sedikit saja dari kulit itu dan melapisinya di kaki Baginda?

Baginda terkejut. Namun, tak lama kemudian, Raja setuju dengan usul membuat sepatu itu untuk dirinya. Akhirnya, Raja membatalkan niatnya untuk membuat jalan dengan kulit. Ia dapat terus melakukan kunjungan ke rakyatnya, tanpa takut lelah dan nyeri kesakitan.

Sahabat, ada pelajaran yang berharga dari cerita itu. Untuk membuat dunia menjadi tempat yang nyaman untuk hidup, kadangkala, kita harus mengubah cara pandang kita, hati kita, dan diri kita sendiri, dan bukan dengan jalan mengubah seluruh dunia itu.

Sahabat, jalan yang di tempuh oleh sang Raja memang panjang dan berliku. Ruas yang ditempuhnya memang terjal dan berbatu. Namun, haruskah ia melapisi semuanya dengan permadani berbulu? Haruskah jalan-jalan itu dibuat landai dan tenang, dan menutupnya dengan kulit yang halus?

Sahabatku, Allah Maha Adil dan Bijaksana, diciptakan dunia ini dengan segala keragaman sifat dan keadaannya, bukan untuk mempersulit manusia. Tapi kebalikannya, dengan ini manusia bisa belajar dari kehidupan.

Ya, memang, jalan kehidupan yang kita tempuh masih terjal dan berbatu. Manakah yang kita pilih, melapisi setiap jalan itu dengan permadani berbulu agar kita tak pernah merasakan sakit, atau, melapisi hati kita dengan sepatu, agar kita dapat bertahan melalui jalan-jalan itu?

Refrensi : ceceem.blogspot.com dan jagatmotivasi.com

Simak juga kisah 99 Keping Koin Emas Raja

Thank you for reading article Sepatu Kulit Raja




Sponsor

Popular Posts

Blog Archive

Powered by Blogger.