Home » » [Gaya Hidup] Reframing #2 : Hidup Lebih Tenang

[Gaya Hidup] Reframing #2 : Hidup Lebih Tenang

Gambar dari lompoulu.blogspot.com

Suatu hari saya disambati teman yang merasa sering sakit flu, bersin-bersin dan beringus. Teman saya ini adalah orang yang sangat sabar, tidak pernah berkata kasar atau keras. Bila merasa tidak berkenan terhadap sesuatu dia memilih diam.

Setelah ngobrol panjang lebar, saya berhasil membuatnya menyadari bahwa sakit flu yang dia derita disebabkan emosi negatif yang dipendam, yaitu khawatir,  cemas, marah, tegang, dan lain-lain. Saya tidak akan membahas semua emosi negatif dan penanganannya. Kali ini saya akan membahas sebuah emosi negatif yang sering dialami oleh orang tua, oleh seorang ayah atau ibu.

Sebagai orang tua, seorang ayah atau ibu, yang anaknya lebih dari satu, anda pasti pernah merasakan anak-anak anda ribut, bertengkar di rumah. Itulah yang sering dirasakan teman saya. Karena dia sabar, dia tidak pernah memarahi anaknya. Namun saat dia tidak bisa mengarahkan anaknya agar tenang, dia jadi tegang, emosi, yang mengakibatkan flunya kambuh. Menurut saya keributan yang dilakukan oleh anak-anaknya masih dalam batas kewajaran, tidak perlu diarahkan untuk tenang bila sedang tidak ada tamu di rumah. Namun bagi teman saya keributan itu sangat mengganggu dirinya.

Saya berntanya :MasAnak-anak kalau sakit diam, lemah lunglai, tidak bersuara ya?

Iya benarKasihan aku kalau melihat anak-anak seperti itu

Pasti sampeyan saat itu merindukan suara-suara ceria mereka ya?

Iya benar mas

Berarti saat mereka ribut, mereka dalam kondisi sehat khan?

Teman saya hanya mengangguk tersenyum, mulai menduga arah pembicaraan kami.

Ya berarti saat mereka sedang ribut sampeyan tidak perlu tegang, karena saat-saat itu sangat baik, karena mereka sedang sehatSampeyan khan gak suka suasana tenang karena mereka sakit

Iya benar juga masSaat ada anakku yang sakit aku merindukan suara-suara ribut mereka.

Sebenarnya saran yang saya sampaikan ke teman saya sudah saya sampaikan ke istri saya jauh sebelumnya. Dua anak kami yang sebenarnya terpaut usia sepuluh tahun juga sering ribut bertengkar di rumah. Lucunya, dulu, ibunya sering menambah keributan dengan berteriak-teriak memarahi mereka. Jadinya ada pertengkaran segitiga hehehehe. Sekarang istri saya sudah bisa melakukan reframing saat anak-anak kami ribut bertengkar, me-reframe keributan sebagai kesehatan dan keceriaan.


0 comments:

Post a Comment

Sponsor

Popular Posts

Blog Archive

Powered by Blogger.