Home » » [Kisah Bersambung] Si Sunar 1 : Lahirnya Anak Aneh

[Kisah Bersambung] Si Sunar 1 : Lahirnya Anak Aneh

Pada suatu malam beberapa puluh tahun yang lalu, di sebuah rumah sakit di kota kecil, seorang ibu sedang berjuang melahirkan anaknya. Proses persalinan sang ibu tidak bisa lancar karena posisi bayi yang tidak lazim, atau mungkin bentuk kepalanya yang tidak normal, yang berada di ujung jalan lahir adalah jidat sang bayi. Pada zaman itu proses operasi Caesar belum bisa dilakukan di semua rumah sakit di Indonesia, mungkin hanya beberapa rumah sakit di kota besar. Dokter kandungan yang menangani persalinan ini menawari sang ibu untuk mengeluarkan bayinya menggunakan alat bantu seperti Tang. Sang ibu yang juga seorang bidan menolak tawaran dokter karena tahu resiko yang mungkin terjadi bila bayinya dikeluarkan menggunakan alat bantu tersebut. Sang ibu memilih untuk berjuang keras menggunakan tenaganya sendiri.

Ya ALLOH hamba pasrah bila terjadi sesuatu pada hamba Hamba mohon Kasih dan Sayangmu lebih banyak lagi untuk anak yang hamba kandung. Mohon berilah kesempatan bagi anak hamba terlahir ke dunia. Sang Ibu tak henti berdoa di antara perjuangannya menahan rasa sakit dan mengerahkan tenaga yang tersisa.

ALLOH Maha Penyayang ternyata menakdirkan keselamatan bagi sang ibu dan bayinya. Menjelang saat shubuh sang bayi bisa terlahir dengan selamat. Sang Ibu sangat bahagia dan bangga kepada anaknya, apalagi anak yang baru terlahir tersebut berkelamin laki-laki. Sudah lama keluarga besar orang tua sang Ibu menginginkan keturunan laki-laki.

ALHAMDULILLAHTerima kasih ya ALLOH atas karuniamu yang sangat besar Sang ibu memandangi bayinya dengan berlinang air mata bahagia. Namun ada sedikit kekhawatiran terbersit di hati sang ibu melihat bentuk fisik bayinya, khususnya bentuk kepala.

gambar dari flickrhivemind.net

Terlihat bentuk kepala bayinya sangat besar, tidak sebanding dengan besar badannya. Sang ibu yang juga seorang Bidan sudah terbiasa mengenali penyakit-penyakit yang diidap bayi sejak lahir. Tanda-tanda pada bayinya mengindikasikan hydrocephalus, pembesaran kepala karena kelebihan cairan. Sayangnya saat itu belum ada peralatan memadai untuk melakukan test lengkap.

Nggak apa-apa kok BuKita pantau saja perkembangannya secara rutinTapi secara keseluruhan sehat kok Dokter menjelaskan dan menenangkan sang ibu.

Bayi dengan kepala aneh ini adalah anak kedua dari sang Ibu. Anak yang pertama seorang perempuan yang cantik dan lucu. Lahirnya anak kedua ini melengkapi kebahagiaan Ibu dan Bapaknya. Kebahagiaan dan rasa sayang mengalahkan kekhawatiran mereka terhadap kelainan bentuk kepala anak kedua mereka.

Seperti bayi pada umumnya, demi kesehatan, setiap pagi sang bayi dibawa keluar rumah agar mendapatkan manfaat sinar matahari pagi.

Hey ada anak aneh!

Lucu ya kepalanya, gede banget!

Matanya bisa melotot gitu ya? Bayi ajaib itu!

Beberapa anak-anak tetangga keluarga ini berteriak mengolok-olok bentuk kepala bayi yang aneh. Ibu segera membawa masuk anaknya ke dalam rumah, perasaannya sakit dan tak tega anaknya tersayang diolok-olok dan dianggap sebagai bayi aneh.

Selanjutnya sang ibu dan bapak memutuskan untuk melindungi anak kedua mereka dari ejekan dan olokan orang. Hari-hari berikutnya sang bayi aneh ini hanya dijemur di belakang rumah. Saat bepergian sang bayi aneh dipakaikan topi dan jaket yang menutupi keanehannya.

Meskipun sedih saat anaknya diejek, ibu dan bapak bayi aneh ini tidak berkurang kasih sayangnya kepada sang anak. Mereka berniat dan sepakat untuk melindungi anaknya yang tersayang dari gangguan siapapun.

Bersambung.

Bagaimana perkembangan bayi aneh ini? Saat mulai bersekolah? Ejekan apa yang diterimanya? Tunggu lanjutannya dalam Si Sunar : Si Kepala Tempe


0 comments:

Post a Comment

Sponsor

Popular Posts

Blog Archive

Powered by Blogger.