Afirmasi adalah kata-kata sakti. Ada pula yang menyebut afirmasi sebagai mantra. Banyak orang yang mendapatkan manfaat dengan afirmasi, tapi juga tidak sedikit yang gagal mendapatkannya.
Orang-orang yang tidak mendapatkan manfaat dari afirmasi, padahal mereka mengucapkannya dengan keras berkali-kali, adalah mereka yang belum memahami makna bersungguh-sungguh. Seperti juga berlaku pada tindakan lain, mengucapkan afirmasi harus memperhatikan kualitas selain kuantitas.
Afirmasi bukanlah sekedar rangkaian kata atau kalimat. Afirmasi bukanlah sekedar informasi. Afirmasi adalah nilai yang harus dipahami maknanya, hukum yang harus diyakini. Karena itu, sebenarnya isi kitab suci penuh dengan afirmasi. Bukankah firman Tuhan adalah kata atau kalimat yang paling sakti?
Mereka yang sering menggunakan afirmasi tapi merasa tidak mendapatkan manfaat karena hanya memperlakukan afirmasi sebatas rangkaian kata atau kalimat, sebatas informasi. Mereka tidak benar-benar paham, atau kalaupun paham mereka tidak meyakininya.
Aku pasti bisa, tapi yang dalam benak mereka tetaplah masalah dan kegagalan.
Aku harus berpikir positif, tapi isi kepala mereka dipenuhi pikiran negatif.
Sabarsabar, sedangkan pikirannya sedang merencanakan pembalasan dendam.
Melisankan afirmasi hanyalah metode untuk menguatkan keyakinan. Jadi sebelumnya haruslah sudah terbangun keyakinan dalam diri. Keyakinan adalah sesuatu yang belum dialami, karena kalau sudah dialami namanya kenyataan atau pengalaman. Dalam otak kita tersimpan imajinasi dan memori, hanya itu. Keyakinan termasuk imajinasi, karena memori adalah kenyataan yang sudah kita alami.
Orang-orang yang berhasil mendapatkan manfaat dari afirmasi karena mereka berhasil mengimajinasikan makna afirmasi. Melisankan afirmasi menguatkan imajinasi mereka, apalagi menuliskannya dan membaca berulang-ulang.
Aku pasti bisa, sambil membayangkan saat cita-cita terwujud.
Aku harus berpikir positif, dengan bayangan kebahagiaan memenuhi pikiran.
SabarSabar, diucapkan bersamaan dengan menginajinasikan kondisi damai dan tenang.
Imajinasi afirmasi yang bermanfaat adalah yang bisa membangkitkan emosi. Bila sudah berimajinasi, kemudian membaca dan mengucapkannya berkali-kali, tapi tidak ada emosi maka harus segera melakukan evaluasi afirmasi. Kemungkinan isi dari afirmasi tidak jelas, atau kurang detil, atau tidak selaras dengan keyakinan yang sudah tertanam dalam pikiran.
[Penulis adalah seorang Trainer, Coach, dan lebih suka disebut sebagai Mental Programmer. Memiliki Lisensi resmi dari Richard Bandler sebagai Master Praktisi NLP. Untuk mengetahui informasi lengkap tentang penulis silakan kunjungi http://NurMuhammadian.blogspot.com - Penulis buku "Kripik untuk Jiwa"]Jiwa]
0 comments:
Post a Comment