Anakku
Aku akan menceritakan tentang persahabatan ulat dengan cacing tanah, yang mungkin bisa menghilangkan kegundahan hatimu.
Di sebuah kebun, tinggal dan bersahabat seekor ulat dengan seekor cacing tanah. Hampir setiap hari mereka bermain bersama. Sampai suatu saat ulat berpamitan kepada cacing karena harus berproses dalam kepompong untuk berubah menjadi kupu-kupu.
Setelah beberapa hari kepompong terbuka dan keluarlah kupu-kupu yang indah. Kupu-kupu teringat cacing sahabatnya dan segera terbang menemui. Kupu-kupu tidak mendapati cacing di tempat mereka biasa bertemu. Setelah terbang ke sana ke mari, beberapa hari kemudian kupu-kupu berhasil menemui sahabatnya.
Hai sobKe mana saja kamu selama ini? Aku cari ke mana-mana Kupu-kupu hinggap di batu dekat cacing.
Kamu masih mau bersahabat denganku? Cacing berkata pelan memandang kupu-kupu.
Ya tentu dongKita khan sudah bersahabat sejak lama Kupu-kupu berpindah tempat ke batu yang lebih dekat cacing.
Kamu sekarang sudah menjadi kupu-kupu cantik yang terbang dari bunga ke bunga, sedangkan aku masih tetap cacing buruk yang melata di tanah kotor. Tidakkah kau malu bersahabat denganku? Cacing berkata pelan merasa rendah diri.
Cacing sobatku, sejak dulu aku memilihmu sebagai sahabat karena kamu baik. Sampai kapanpun kau akan tetap kuanggap sahabat. Dan ketahuilah bahwa meskipun bentuk tubuhmu seperti itu dan melata di tanah kamu memberikan manfaat yang besar bagi mahluk lain. Lendir tubuhmu menyuburkan tanah. Tanah yang kau makan kemudian kau keluarkan menjadi lebih subur. Bukankah itu sangat dibutuhkan tumbuhan dan bunga-bunga? Bunga-bunga yang kuisap madunya.
Anakku
Begitulah cerita persahabatan ulat yang berubah menjadi kupu-kupu dengan cacing tanah. Mereka akhirnya tetap bersahabat, selamanya. Kupu-kupu berhasil menyadarkan cacing agar tidak rendah diri, bahwa kemuliaan tidak dinilai dari bentuk tubuh, tapi dinilai dari manfaat yang dihasilkan untuk mahluk lain.
Anakku
Cacing yang buruk dan menjijikkan saja bisa mendapatkan kemuliaan dengan menebarkan manfaat, apalagi dirimu yang memiliki tubuh lebih indah dan sempurna. Hilangkan perasaan rendah dirimu, angkat kepalamu. Singsingkan lengan bajumu untuk berbuat manfaat sebanyak mungkin untuk orang lain, untuk mahluk lain.
[Nur Muhammadian - Penulis "Kripik untuk Jiwa"]
0 comments:
Post a Comment