Home » » Cerita Cinta dan Waktu

Cerita Cinta dan Waktu



Cerita Cinta dan Waktu - Dahulu kala, ada sebuah pulau kecil dengan berbagai macam kehidupan. Kebahagiaan, Kesedihan, Pengetahuan, dan Cinta, serta Emosi-Emosi yang lain, tinggal di pulau ini. Suatu hari, Emosi mengetahui bahwa pulau itu akan tenggelam. Setiap orang kemudian bersiap-siap untuk meninggalkan pulau itu, kecuali Cinta. Cinta bersikeras bahwa dia akan tinggal di pulau itu hingga menit terakhir.

Beberapa hari kemudian, ketika pulau itu hampir tenggelam, Cinta berpikirkan untuk meminta bantuan. Pada saat itu, ia melihat Kekayaan lewat dengan sebuah kapal besar. Cinta bertanya: Kekayaan, maukah Anda membawa saya bersama Anda? Kekayaan berkata: Tidak, kapalku penuh dengan emas, perak dan harta lainnya. Tidak ada ruang untuk Anda.

Cerita Cinta dan Waktu

Cerita Cinta dan Waktu [sdftyujklvbn.blogspot.com]

Lalu Cinta melihat Kesombongan sedang di atas sebuah kapal yang sangat megah dan bertanya: Kesombongan, tolong bantu saya! . Kesombongan berkata: Saya tidak bisa membantu Anda. Anda basah kuyup dan dan hanya akan mengotori kapal saya yang indah.

Ketika Kesedihan lewat, Cinta meminta bantuan: Kesedihan, biarkan saya pergi dengan Anda. Oh, saya sangat sangat sedih, saya hanya ingin sendirian! jawab Kesedihan.

Ketika Kebahagiaan lewat, karena terlalu gembira, ia tidak mendengar saat Cinta memanggilnya minta tolong. Tiba-tiba, sebuah suara memanggil: Kemarilah, Cinta. Saya akan membawa Anda bersama saya. Dia adalah seorang bapak tua. Cinta sangat bersuka cita karena harapannya terwujud hingga lupa untuk menanyakan nama orang tua tersebut. Ketika mereka sampai di darat, orang tua itu telah pergi.

Cinta sangat berterima kasih dan bertanya kepada orang tua yang lain siapa nama orang tua yang telah menyelamatkan dirinya tadi. Namanya adalah Waktu, Pengetahuan menjawab. Waktu? Cinta bertanya, Mengapa Waktu berkehendak untuk menolong saya?

Pengetahuan tersenyum: Itu karena hanyalah Waktu, satu-satunya yang dapat memahami betapa besarnya Cinta itu.

Sahabat, dalam tulisan Salim A Fillah menyatakan bahwa, Cinta, sebuah kata kerja. Erich Fromm mengatakan, Cinta merupakan seni., tulisannya dalam The Art of Loving, Maka cinta memerlukan pengetahuan dan perjuangan. Sayang, pada masa ini cinta lebih merupakan masalah dicintai (to be loved), bukan mencintai (to love) atau kemampuan untuk mencintai.

Ya persoalannya cinta menjadi tidak sederhana, karena cinta dalam latar pikir kita adalah persoalan dicintai. Bahwa cinta bukanlah gejolak hati yang datang sendiri melihat paras ayu atau jenggot rapi. Bahwa, sebagaimana cinta kepada Allah (Tuhan), yang tak serta merta mengisi hati kita, setiap cinta memang harus diupayakan. Dengan kerja. Dengan pengorbanan, dengan air mata, dan bahkan darah

Disini kalimat seorang suami yang suatu hari mengadu untuk bercerai menjadi tidak relevan, Aku sudah tak mencintaimu lagi. Justru karena kau tak mencintainya lagi, maka cintailah dia. Karena cinta adalah kata kerja. Lakukanlah kerja jiwa dan raga untuk mencintainya. Kerjakan cinta yang kumaksudkan agar kau temukan cinta yang kau maksudkan.

Seorang istri yang menerima seorang lelaki dengan keterpaksaan juga tak mempan, Aku tidak mencintainya. Engkau bisa memilih. Untuk mencintai atau membenci. Dan dalam keaadaan kini, mencintai adalah pilhan yang lebih masuk akal. Bukan perasaan itu. Mungkin ia memang belum hadir. Yang kumaksudkan adalah sebuah kerja untuk mencintai. Karena cinta adalah kata kerja. Kata Salim A Fillah dalam bukunya Jalan Cinta Para Pejuang.

Jadi, Hanya Waktu yang bisa memahami seberapa besar anda memperjuangkan Cinta kepada pasangan hidup anda

Refrensi : ceceem.blogspot.com dan jagatmotivasi.com

Thank you for reading article Cerita Cinta dan Waktu




0 comments:

Post a Comment

Sponsor

Popular Posts

Blog Archive

Powered by Blogger.